Tuesday, January 23, 2018

Takayama, My First ....



Kisah Nyata ku. Not Delusi

Disaat kau mencoba melupakan seseorang dan pada akhirnya rasa itu akan semakin kuat, apa yang selanjutnya yang akan kau lakukan? Kesal dan menyesal, pasti. Aku kesal, sangat kesal bagaimana bisa sampai saat ini aku belum bisa melupakan orang yang kutemui yang bahkan aku tak mengenalnya. Kenapa aku harus ke Jepang kemudian Takayama? padahal kami berdua perempuan yang sama sekali belum pernah ke luar dari negeri Indonesia, tapi mengapa kami seberani dan senekat ini?. Sudahlah, mungkin ini takdir, aku pun tak mengetahui apa cerita selanjutnya tentang hidupku. Ya, ku pikir ini hanya rasa penasaran , semoga begitu.

Saat itu setelah pulang dari Jepang, dengan segala usaha melupakan nya, masih di negeri orang (Malaysia). Malam itu membosankan, saat sedang makan makanan ringan di pinggiran jalan diiringi lagu yang mereka nyanyikan.... sungguh, membuat kami ingin segera menghabiskan makanan. 

Tiba-tiba, Kenapa mereka menyanyikan lagu ini? lagu yang berasal dari Indonesia. Oh, God, temanku berkata, 'ini pas sekali, mengingat kan kembali moment kita dengan dia (Takayama People) . Ya Allah, Aku hampir menangis , kenapa kembali teringat, ini lagu negeriku kenapa ada disini? kenapa begitu mengena. Tahan, aku tidak boleh menangisi seseorang yang tidak jelas disana.

Hatiku masih tertinggal di Takayama, bersama orang yang tidak kukenal dan bahkan tidak mengenalku.Dan masih sampai saat ini. kalian mau tau? ini lagu yang kudengar di Malaysia.



Kupejamkan mata ini
mencoba tuk melupakan
segala kenangan indah
tentang dirimu, tentang mimpiku

semakin aku mencoba
bayangmu semakin datang
merasuk hingga ke jiwa
Tuhan tolonglah diriku

reff: entah dimana dirimu berada
hampa terasa hidupku tanpa dirimu
apakah di sana kau rindukan aku
seperti diriku yang selalu merindukanmu
selalu merindukanmu

tak bisa aku ingkari
engkaulah satu-satunya
yang bisa membuat jiwaku
tak pernah mati, menjadi berarti

Sunday, January 21, 2018

Kereta antara Inotani dan Takayama

Ini sedikit dari sekian banyak kisah kami berdua (saya dan teman saya) dari travelling ala backpacker ke 3 negara. Cukup di bilang nekat karena kami yang sama sekali belum pernah keluar negeri, tiba-tiba memberanikan diri.Dalam kesempatan ini saya akan bercerita kisah saya di Jepang. Negara ini lah yang benar-benar membuat saya belum bisa 'move on' , mungkin ini berlebihan tapi inilah yang terjadi.

Saya bisa menemukan karakter orang2 di sini (Jepang) saat perjalanan menuju Takayama dengan tujuan utama adalah Shirakawago. Tujuan awal ke Jepang memang untuk melihat salju tebal di desa Shiragawago, desa yang masuk dalam daftar situs warisan alam dunia UNESCO. Maka dari itu kami benar-benar berjuang untuk sampai ke sana.^^

Jadi, karena rute perjalanan dari Kanazawa ke Toyama agak kesorean, dengan suara lemah lembut disertai suara khas kereta dan yang paling parah lagi, Masinis berbicara dalam bahasa Jepang, kami mendengar kan dengan seksama anatara terdengar dan tidak dan pastinya saya sama sekali tidak mengerti bahasa Jepang kecuali 2 : SUMIMASEN dan ARIGATO GOZAIMAS, ini lah yang saya bilang nekat. Dengan menyilangkan kedua tangannya barulah kami mengerti bahwa tidak ada kereta lagi menuju Takayama, padahal masih jauuh. (gawat kan).
Saya: 'aaa.... (menyilangkan tangan) no Takayama? So???

Masinis: 'So??? So?'
Saya: 'So??'
Temanku: (tertawa tak tertahankan)

Akhir percakapan... Masinis nya beranjak pergi, kami pun bingung sekaligus pasrah. Sekitar 20han menit perjalanan menuju Toyama, saat akan turun depan pintu keluar kereta, masinis tadi menghampiri saya dan memberi catatan, artinya kereta memang sudah tidak ada lagi tetapi kami masih bisa ke Takayama menggunakan kereta lokal (Alhamdulillah). Ternyata masinis tadi berdiri sambil menulis rute buat kami. OMG, sungguh baik hati, Terima kasih pak.

'Kertas dari Masinis kereta Kanazawa-Toyama'
Tunggu...tetapi.....jam keberangkatan Inotani 14.05...Liat Jam sekarang pukul 14.03...
Apaaaaaa???. 2 menit lagiiiii...
Setelah mengucapkan kata-kata pamungkas (Arigato Gozaimas) ke Masinis. Kami seketika menjadi dua orang wanita perkasa, menggendong ransel dan nentengin koper berlari menuju track tiga Inotani daaaan tangganya bukan eskalator guys, suhu saat itu -8°, jadilah kami ngos-ngos san tanpa keringat.

Akhirnyaa Yesss, berhasil!!! naik kereta.
Kereta lokal sangat kecil seukuran bis, tetapi sedikit panjang dari bis, saat itu kursi penuh beberapa orang juga berdiri termasuk kami, tetapi tak masalah, alhamdulillah masih bisa naik kereta...

Beberapa menit berdiri satu persatu orang turun( kebanyakan anak sekolah), akhirnya kami pun bisa duduk. Karena posisi sedang duduk, jadi lah saya bisa melihat map yang ada di atas pintu kereta, Takayama dan Gifu lumayan jauh sedangkan penginapan kami di Takayama,Gifu, bingung...

Inisiatif, saya harus bertanya...

Lihat sebelah kanan, seorang wanita sekitar umur 50 - 60 tahun yang sedang berbicara dengan teman saya menunjuk Rok dan hijab kami, menggunakan bahasa Jepang, entahlah apa yang beliau pertanyakan. Fix, ini pasti gak ngerti kalo ditanya dengan selain bahasa Jepang.

Lihat samping kiri, Seorang berpenampilan seperti mahasiswa sedang bermain Game, nenteng payung panjang, tapi lumayan keren sangat keren malah.hehe, ini target saya (buat nanya)...

Saya : 'Sumimasen' (menundukkan kepala ala-ala Jepang)

Target: 'Haik' (melepas headset, sambil menundukkan kepala juga)

Saya: (sambil menunjukkan alamat penginapan) 'You know this?', near or far To Takayama or gifu?'
Target: 'aaaa Takayama?... $&#*#%#%@&#&#&#*####*#*#*#*&#*#*#&@

(Ternyata dia menjelaskan tapi dengan bahasa Jepang)😪

Saya? Hanya pasrah, mendengarkan dan mengiiyakan, akhir kata saya mengucapkan 'Arigato Gozaimas'
Si target itu kemudian kembali bermain game selang beberapa menit kemudian dia turun.

Ini yang buat kaget....tiba-tiba, Sekitar 5 detik si target naik lagi ke kereta sambil berlari menuju masinis, berbicara dan menunjuk kami berdua. Kemudian dia menghampiri kami, berbicara bahasa Jepang sambil menunjuk keluar, kami pun mengangguk tanda (tidak) mengerti.
Ini feeling saya dia bilang ke Masinis mengenai yang kami tanyakan. Ya Allah, baiknya diaaaaa. Alhamdulillah.
(Saya hampir salah paham, kirain dia mengajak turun sama2^^)

2 orang baik hati yg membantu kami. Ini yang membuat kami sama sekali tidak panik.
Sebenarnya, sudah lumayan melelahkan dan rasanya ingin cepat sampai tujuan, tetapi capek itu hilang ketika kami transfer lagi ke kereta lokal berikutnya. Melihat pemandangan yang seperti di negeri dongeng, benar2 sangatttt indah. Sangat memanjakan mata.



'Keindahan sepanjang perjalanan, bak negeri dongeng'
Dan disinilah orang ketiga yang membuat kami terinspirasi, orang yang duduk sendiri di ujung sana, dari penampilannya sepertinya dia pekerja, berkacamata, menggunakan masker. Dari style dan matanya nya saja saya bisa menyimpulkan dia adalah pemuda yang tampan. Belum sampai disitu, yang mengesankan adalah dia membaca buku dari halaman tengah hingga halaman terakhir. Benar2 dia sangat fokus hingga halaman terakhir...

It's cool!!!, saya penasaran buku apakah yg dia baca.

Selanjutnya kami sama-sama turun di Takayama.
Seketika kami lupa akan lelah, capek.

Alhamdulillah, Allah masih memberikan orang2 baik di sekitar kami.
Benar2 mengesankan....

Jadi pengen kesana lagi... hmm...

GUYS...KISAH INI BELUM SELESAI, karena sepertinya saya masih belum bisa melupakan dia, ya, dia orang itu yang membaca buku. Entahlah ini terlalu berlebihan tapi inilah yang terjadi, saya begitu berat meninggalkan Jepang bahkan sampai di Negara ketiga , Malaysia pun saya masih belum bisa melupakan dia. Mungkin hanya saya yang mengalami hal seperti ini, dia bahkan seseorang yang hanya saya lihat entah siapa dia tapi kenapa sangat tidak bisa melupakannya. 

Saat mengingat nya lagi bahkan saya berusaha untuk melupakannya, tapi sampai ingin menangis pun sosoknya masih tidak bisa hilang dari ingatan. Mungkin ini hanya rasa kagum yang akan hilang seiring berjalannya waktu, tapi saya rasa ini akan bertahan lama, kenapa seperti ini? tolong bagi yang tau jawabannya. 

Mengapa rasanya saya sangat ingin bertemu dengannya lagi?, mengapa saya penasaran?. Mungkin saya mulai menyukainya, tapi bagaimana bisa menyukai seseorang hanya dengan melihat. Entahlah ini seperti drama atau sinetron tapi ini kisah nyata ku.
Hai, Kamu siapapun kamu saya ingin bertemu denganmu lagi. Semoga Tuhan mempertemukan kita lagi, hai orang yang tidak kukenal, Takayama people yang duduk di sudut kereta. 

Maaf, Kamu, sepertinya telah berhasil membuat separuh hatiku tertinggal di sana, kota kecil nan indah, Takayama.
TK


Takayama, Jepang, Januari 2018